Pages

Sabtu, 30 Maret 2019

RA. JENDELA ILMU NGABUL, BELAJAR SAINS : KENAPA SABUN BISA BERBUSA ?


Temen-temen RAJIN, RA. Jendela Ilmu Ngabul, untuk praktek Sains sederhana dengan tema “Mengapa sabun bisa berbusa?.”

Siapakan dulu bahan-bahan praktik yaitu sabun mandi, air, dan wadah bekas gelas air mineral.
Praktik percobaannya adalah ambil gelas bekas air mineral kemudian isi air secukupnya, dan masukkan sabun mandi terus diaduk-aduk sehingga berbusa.

Itulah percobaan singkat yang telah dilakukan oleh Bu Yanti dan guru lainnya. Anak-anak pasti akan merasa senang, karena percobaan ini berbau sulap. Padahal percobaan ini sangatlah ilmiah, dan bisa dijelaskan melalui pendekatan Sains.

Nah…sekarang Bu Yanti akan menuturkan lebih lanjut dari sudut pandang Sains.

Mengapa sabun bisa berbusa?

Busa adalah sebuah substansi yang terbentuk dengan menjebak banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat. Proses pembentukan busa terjadi karena adanya reaksi antara LAS (Linear Alkyl Sulfonate) dengan air. Jika sabun memiliki sulfat yang banyak, maka sabun tersebut dapat berbusa lebih banyak. Sifat sulfat yang menurunkan tegangan permukaan air dan karena adanya kocokan, putaran atau gerakan sehingga menyebabkan udara terperangkap dalam bentuk busa yang terselubungi oleh larutan sabun.

Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh (suatu olefin atau polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau triasilgliserol).

Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama – sama dengan larutan lindi (dulu digunakan  abu kayu karena mengandung K-karbonat tapi sekarang NaOH) terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam Sodium dari asam lemak, setelah sabun terbentuk kedalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Gliserol, lindi dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara destilasi. Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan berulang – ulang (represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum dan zat pewarna)


http://share-pangaweruh.blogspot.com/2014/09/kenapa-deterjen-atau-sabun-jika-terkena.html