Temen-temen RAJIN, RA. Jendela Ilmu Ngabul, untuk praktek Sains
sederhana dengan tema “Mengapa sabun bisa berbusa?.”
Siapakan dulu bahan-bahan praktik yaitu sabun mandi, air, dan
wadah bekas gelas air mineral.
Praktik percobaannya adalah ambil gelas bekas air mineral kemudian
isi air secukupnya, dan masukkan sabun mandi terus diaduk-aduk sehingga berbusa.
Itulah percobaan singkat yang telah dilakukan oleh Bu Yanti dan
guru lainnya. Anak-anak pasti akan merasa senang, karena percobaan ini berbau
sulap. Padahal percobaan ini sangatlah ilmiah, dan bisa dijelaskan melalui
pendekatan Sains.
Nah…sekarang Bu Yanti akan menuturkan lebih lanjut dari sudut
pandang Sains.
Mengapa
sabun bisa berbusa?
Busa adalah sebuah substansi yang terbentuk dengan menjebak banyak sekali gelembung gas dalam
benda cair atau padat. Proses pembentukan busa terjadi karena adanya reaksi antara LAS (Linear
Alkyl Sulfonate) dengan air. Jika sabun memiliki sulfat yang banyak, maka sabun tersebut dapat
berbusa lebih banyak. Sifat sulfat yang menurunkan tegangan permukaan air dan
karena adanya kocokan, putaran atau gerakan sehingga menyebabkan udara
terperangkap dalam bentuk busa yang terselubungi oleh larutan sabun.
Sabun
adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku
rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat asam
alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan
senyawa aromatik dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan residu gliserol
(1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh
(suatu olefin atau polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida
atau triasilgliserol).
Gliserida
(lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama – sama dengan larutan
lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-karbonat tapi sekarang
NaOH) terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam Sodium dari asam lemak,
setelah sabun terbentuk kedalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan
dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Gliserol, lindi dan NaCl berlebih
dipisahkan dengan cara destilasi. Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara
pengendapan berulang – ulang (represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu
apung, parfum dan zat pewarna)
sumber belajar :https://keepo.me/zodiak/kenapa-sabun-bisa-berbusa
http://share-pangaweruh.blogspot.com/2014/09/kenapa-deterjen-atau-sabun-jika-terkena.html
0 komentar:
Posting Komentar