![]() |
kunjungan ke peternak kambing |
Salah satu program pembelajaran RA. Jendela Ilmu Ngabul adalah menumbuhkan jiwa jiwa wirausaha pada peserta didik. Kegiatan ini di kemas dalam program kunjungan ke sentra unit usaha baik di bidang pertanian, home indsutri, perternakan dan unit usaha lainnya yang ada disekitar lembaga. Harapan dari kegiatan kunjungan lapangan ini adalah peserta didik bisa langsung melihat, mengamati bahkan bisa beraktifitas secara sederhana dengan unit usaha yang dikunjungi.
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan.
Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya. Melalui seluruh indera yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indera. Bila anak terbiasa dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa.
Pembelajaran kewirausahaan (entrepreneurship) lebih mengarah pada perubahan mental. Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal masa depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk melalui berbagai kegiatan kewirausahaan menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian anak ketika dewasa nanti. Jiwa wirausaha (entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua dan sekolah ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
![]() |
praktek membuat sate buah |
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi memerlukan latihan secara bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat gigi sebelum tidur dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan latihan berdisiplin, bertanggung jawab dan awal pengajaran tentang kepemilikan. Latihan selanjutnya, mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung, sedekah dan mencari uang.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orang tua kepada anak. Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar anak mau berpikir kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika tanaman yang dipelihara anak dapat tumbuh dan anak dapat memetik hasilnya atau dorongan semangat untuk pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan dari orang tua akan menentukan perkembangan minat dan percaya diri anak. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya untuk mengembangkan pembelajaran kewirausahaan anak, sedangkan orang tua sebagai motivator bagi anak dalam mewujudkan segala hal tersebut. Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses dari program kewirausahaan pada anak usia dini.
![]() |
kunjungan lapangan ke peternak kambing |
Penumbuhan pembelajaran kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini, bukan hanya dalam dataran pembentukan kognitif dengan memberitahu anak tentang definisi kewirausahaan, manfaatnya dan caranya. Tetapi kewirausahaan dapat diintegrasikan dalam tema pembelajaran melalui kurikulum yang telah ada. Hal ini dapat dilakukan oleh guru secara kreatif pada saat pemberian materi pembelajaran yang dilakukan seraya bermain.
Menanamkan jiwa kewirausahaan kepada anak sejak dini, akan membentuk individu yang memiliki beberapa keterampilan, antara lain :
• Managerial skill (ketrampilan manajerial),
• Conceptual skill (merumuskan tujuan),
• Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi),
• Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan),
• Time managerial skill (keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
Jika anak sejak usia dini sudah diajarkan tentang kewirausahaan, anak akan memiliki keterampilan-keterampilan tersebut. Sehingga hal ini akan membuat anak menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi kehidupannya di masa depan.
Semoga peserta didik dan putra putri kita mampu menjadi generasi generasi entrepreneur, berdaya saing, mandiri dan berakhlaq. Semoga Allah SWT merindhoi.
![]() |
praktek membuat sate.....buah... nyam nyam uenak..lezat |
0 komentar:
Posting Komentar