Salam sukses generasi RAJIN,
mari bersama bergabung RA. Jendela Ilmu Ngabul. Apa sih program-program edukasi
yang dilaksanakan. Yuk kita simak berikut ini:
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang
didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan
penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya.
Melalui seluruh indera yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran
yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indera. Perlu diketahui bahwa anak itu
bersifat meniru dan melakukan apa yang dilihat dan dilakukan terutama oleh
orangtua, keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Oleh karenanya RA. Jendela Ilmu Ngabul
menyelenggarakan program-program EDUKASI
pembelajaran dalam konteks menyiapkan generasi yang bermanfaat sebagai
berikut :
1. Belajar SHALAT
2. Belajar MANASIK
HAJI
3. Hafalan
Surat Pendek
4. Membaca ASMAUL
HUSNA
5. Membaca AL
Qur’an
6. Hafalan DOA
HARIAN
7. One Man One
Day One Coin (SEDEKAH Rp. 100 setiap hari )
8. COOKING
Month (Masak bulanan)
9. INTREPREUNERSHIP
(Kewirausahaan)
10. Out bond
SPORT
11. Pengenalan
CALISTUNG
12. ENGLISH kids
13. Belajar BASA JAWA
1.
Belajar
Shalat (Dhuha)
Umur 7 tahun sudah disuruh
mengerjakan sholat. Rusulullah sudah mengatakan : “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat bila sudah berumur 7 tahun dan
pukullah (marahilah) bila dia tidak mengerjakan sholat kalau sudah berumur 10
tahun.”
2.
Manasik
Haji
. Seluruh aspek psikologi anak akan
tersentuh, karena praktek manasik tersebut dilakukan dengan aktivitas fisik
anak dengan secara urut dan teratur , aktivitas kognitif anak terstimulasi
(terangsang) dalam bentuk mendengarkan, menghafal dan mengerti doa-doa serta
urutannya,, berlatih untuk mematuhi aturan - aturan yang diinformasikan guru,
berlatih untuk memenuhi harapan orang lain dengan bertingkah-laku tertib dan
berlatih tanggung-jawab, berlatih bersikap sosial yang akan memacu sosialisasi
anak.
3.
Hafalan
Surat Pendek
Menjadikan
anak-anak dapat belajar Al-Quran dan hafalan surat pendek mulai semenjak kecil
itu, adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang
mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Quran.
4.
Membaca
Asmaul Husna
Dzikir
asmaul husna merupakan salah satu amalan paling mulia yang selalu dikerjakan
oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis berikut ini: Dari Abu Hurairah r.a.,
Rasulullah SAW. bersabda, ”Sesungguhnya
Allah swt memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa nan menghitungnya maka
ia akan masuk surga.” (HR. Bukhori)
5.
Membaca
dan Belajar Qur’an
Siapa yang membaca Al
Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya
pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya
dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia.
Keduanya bertanya, "Mengapa kami
dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan
anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)
6.
Hafalan
doa harian
Membiasakan
diri melatih anak mengucapkan do’a / lafadz-lafadz bacaan sholat seperti yang
dilakukan oleh Hambali kepada anaknya merupakan langkah awal untuk menanamkan
rasa cinta terhadap Allah SWT bagi anak, juga merupakan salah satu cara untuk
membentuk tauhid bagi anak usia dini.
Menanamkan
tauhid kepada anak sebenarnya bisa dimulai sejak usia 0-2 tahun. Untuk
menanamkan tauhid pada masa ini, rasululah telah memberikan contoh
mengumandangkan adzan ke telinga cucunya Hasan yang baru lahir.
7.
One
Man One Day One Coin (Sedekah Rp. 100 setiap hari )
Gemar bersedekah ini harus ditumbuhkan pada anak-anak kita sejak dini,
sehingga akan berdampak bagi perkembangan mentalnya setelah dewasa nanti.
Apalagi jika sikap tersebut dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan, tentu
akan menjadikannya lebih bermakna. Karena hanya dengan keikhlasanlah segala
amal akan diterima Allah SWT.
8.
Cooking
Month (Masak bulanan)
Menurut
Arleen Amidjaja dalam
bukunya Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2 - 6 years),
memasak penting bagi anak karena memberi kesempatan untuk berkonsentrasi,
melatih konsep-konsep matematika (saat menakar sesuatu), berkarya,
bereksperimen, dan berbagi (ketika ia membagi-bagikan hasil masakannya).
9.
Entrepreneurship
(Kewirausahaan)
Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi
juga bisa menjadi bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada
anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan
dukungan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal
dunia wirausaha sejak dini, akan mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal
masa depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan
pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif.
Pembelajaran
kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi memerlukan
latihan secara bertahap.
10.
Out
bond Sport
Anak-anak akan mengenal segala macam pelajaran sosial yang sangat berharga melalui olahraga. Menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk melakukan yang terbaik bagi tim secara keseluruhan adalah salah satu manfaat yang paling berharga dari olahraga bagi anak.
Olahraga
mengajarkan anak untuk tidak mudah menyerah walau menghadapi cidera,
kekecewaan, dan kekalahan. Mereka belajar untuk mengatasi kekalahan dengan
tenang dan bekerja lebih giat lagi untuk kepentingan putaran berikutnya dengan
penuh ketekunan.
11.
Pengenalan
Calistung
Pendidikan
sepanjang hayat mengindikasikan bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan harus
diupayakan salah satunya adalah melalui kegiatan belajar atau learning
activity. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang cenderung
lebih mengembangkan budaya lisan atau dengar dibandingkan dengan budaya tulis,
sekali pun budaya tulis sebenarnya telah lama dikenal dan digunakan.
Rendahnya
minat atau kebiasaan membaca masyarakat Indonesia berkaitan dengan konteks
budaya, tingkat kesejahteraan sosial masyarakat, kondisi pendidikan formal,
atau yang berkaitan dengan peranan keluarga dan masyarakat yang belum
sepenuhnya mampu menumbuh-kembangkan minat atau kebiasaan membaca masyarakat.
12.
English
Kids dan Belajar Bahasa
Jawa
Mempelajari Bahasa Inggris sebagai
Bahasa kedua perlu dipelajari sejak usia dini sebelum individu memasuki masa
pubertas. Apabila telah mencapai masa pubertas akan banyak kendala yang
dihadapi sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal, terutama dalam menguasai
pronunciation atau lafal mengucapkan bahasa asing tersebut. Menurut
Lenneberg, seorang individu mempunyai masa penting (periode sensitif) untuk
dapat dengan mudah dan cepat menguasai Bahasa, yang disebut dengan “critical
period” pada saat individu tersebut belum memasuki masa pubertas.
Mengajarkan dan
menanamkan nilai sopan santun pada anak usia dini dengan berlandaskan nilai
budaya lokal, salah satunya dapat melalui pengenalan dan pendidikan unggah-ungguh
bahasa Jawa. Masa usia dini tersebut merupakan periode emas (golden age)
bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar