Pages

Sabtu, 06 Mei 2017

PROGRAM EDUKASI RA. JENDELA ILMU NGABUL


Salam sukses generasi RAJIN, mari bersama bergabung RA. Jendela Ilmu Ngabul. Apa sih program-program edukasi yang dilaksanakan. Yuk kita simak berikut ini:
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya. Melalui seluruh indera yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indera. Perlu diketahui bahwa anak itu bersifat meniru dan melakukan apa yang dilihat dan dilakukan terutama oleh orangtua, keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Oleh karenanya RA. Jendela Ilmu Ngabul  menyelenggarakan program-program EDUKASI  pembelajaran dalam konteks menyiapkan generasi yang bermanfaat sebagai berikut :
1.      Belajar SHALAT
2.      Belajar MANASIK HAJI
3.      Hafalan Surat Pendek
4.      Membaca ASMAUL HUSNA
5.      Membaca AL Qur’an
6.      Hafalan DOA HARIAN
7.      One Man One Day One Coin (SEDEKAH Rp. 100 setiap hari )
8.      COOKING Month (Masak bulanan)
9.      INTREPREUNERSHIP (Kewirausahaan)
10.   Out bond SPORT
11.   Pengenalan CALISTUNG
12.   ENGLISH kids
13.   Belajar  BASA JAWA

1.      Belajar Shalat (Dhuha)

Umur 7 tahun sudah disuruh mengerjakan sholat. Rusulullah sudah mengatakan : “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat bila sudah berumur 7 tahun dan pukullah (marahilah) bila dia tidak mengerjakan sholat kalau sudah berumur 10 tahun.”

2.      Manasik Haji

. Seluruh aspek psikologi anak akan tersentuh, karena praktek manasik tersebut dilakukan dengan aktivitas fisik anak dengan secara urut dan teratur , aktivitas kognitif anak terstimulasi (terangsang) dalam bentuk mendengarkan, menghafal dan mengerti doa-doa serta urutannya,, berlatih untuk mematuhi aturan - aturan yang diinformasikan guru, berlatih untuk memenuhi harapan orang lain dengan bertingkah-laku tertib dan berlatih tanggung-jawab, berlatih bersikap sosial yang akan memacu sosialisasi anak.

3.      Hafalan Surat Pendek

Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Quran dan hafalan surat pendek mulai semenjak kecil itu, adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Quran.

4.      Membaca Asmaul Husna

Dzikir asmaul husna merupakan salah satu amalan paling mulia yang selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis berikut ini: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda, ”Sesungguhnya Allah swt memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa nan menghitungnya maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhori)

5.      Membaca dan Belajar Qur’an
Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)

6.      Hafalan doa harian

Membiasakan diri melatih anak mengucapkan do’a / lafadz-lafadz bacaan sholat seperti yang dilakukan oleh Hambali kepada anaknya merupakan langkah awal untuk menanamkan rasa cinta terhadap Allah SWT bagi anak, juga merupakan salah satu cara untuk membentuk tauhid bagi anak usia dini.
Menanamkan tauhid kepada anak sebenarnya bisa dimulai sejak usia 0-2 tahun. Untuk menanamkan tauhid pada masa ini, rasululah telah memberikan contoh mengumandangkan adzan ke telinga cucunya Hasan yang baru lahir.

7.      One Man One Day One Coin (Sedekah Rp. 100 setiap hari )

Gemar bersedekah ini harus ditumbuhkan pada anak-anak kita sejak dini, sehingga akan berdampak bagi perkembangan mentalnya setelah dewasa nanti. Apalagi jika sikap tersebut dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan, tentu akan menjadikannya lebih bermakna. Karena hanya dengan keikhlasanlah segala amal akan diterima Allah SWT.

8.      Cooking Month (Masak bulanan)

Menurut Arleen Amidjaja dalam bukunya Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2 - 6 years), memasak penting bagi anak karena memberi kesempatan untuk berkonsentrasi, melatih konsep-konsep matematika (saat menakar sesuatu), berkarya, bereksperimen, dan berbagi (ketika ia membagi-bagikan hasil masakannya).

9.      Entrepreneurship (Kewirausahaan)

Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi bagian dari dunianya anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang  dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal masa depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif.
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi memerlukan latihan secara bertahap.

10.   Out bond Sport

Anak-anak akan mengenal segala macam pelajaran sosial yang sangat berharga melalui olahraga. Menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk melakukan yang terbaik bagi tim secara keseluruhan adalah salah satu manfaat yang paling berharga dari olahraga bagi anak.
Olahraga mengajarkan anak untuk tidak mudah menyerah walau menghadapi cidera, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka belajar untuk mengatasi kekalahan dengan tenang dan bekerja lebih giat lagi untuk kepentingan putaran berikutnya dengan penuh ketekunan.

11.   Pengenalan Calistung
Pendidikan sepanjang hayat mengindikasikan bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan harus diupayakan salah satunya adalah melalui kegiatan belajar atau learning activity. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang cenderung lebih mengembangkan budaya lisan atau dengar dibandingkan dengan budaya tulis, sekali pun budaya tulis sebenarnya telah lama dikenal dan digunakan.
 Rendahnya minat atau kebiasaan membaca masyarakat Indonesia berkaitan dengan konteks budaya, tingkat kesejahteraan sosial masyarakat, kondisi pendidikan formal, atau yang berkaitan dengan peranan keluarga dan masyarakat yang belum sepenuhnya mampu menumbuh-kembangkan minat atau kebiasaan membaca masyarakat.

12.   English Kids dan Belajar Bahasa Jawa

Mempelajari Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua perlu dipelajari sejak usia dini sebelum individu memasuki masa pubertas. Apabila telah mencapai masa pubertas akan banyak kendala yang dihadapi sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal, terutama dalam menguasai pronunciation atau lafal mengucapkan bahasa asing tersebut. Menurut Lenneberg, seorang individu mempunyai masa penting (periode sensitif) untuk dapat dengan mudah dan cepat menguasai Bahasa, yang disebut dengan “critical period” pada saat  individu tersebut belum memasuki masa pubertas.

Mengajarkan dan menanamkan nilai sopan santun pada anak usia dini dengan berlandaskan nilai budaya lokal, salah satunya dapat melalui pengenalan dan pendidikan unggah-ungguh bahasa Jawa. Masa usia dini tersebut merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan.

       Semoga Allah SWT merindhoi…amin

0 komentar:

Posting Komentar